KETENANGAN
Menatap Cermin Dalam Sunyi…
Menatap sebuah cermin
Dalam kesunyian…
Bayangan hitam didalamnya
Tak ada kata lagi…
saat bercerita tentang diri
Tak ada kesombongan lagi…
saat bayangan retak yang nampak
wajah kusam yang nampak
menghancurkan ego dalam diri
noda dalam wajah…
menjadikan sesal dalam hati
saat cibir menilai wajah-wajah lain
kerut yang nampak
menciutkan nyali ini
teringat topeng yang tak pernah lepas
hanya karena-Mu
menutup aib diri ini
membuatku masih tetap berdiri
Takkan cermin yang kupecah…
Jiwa ini yang kubebaskan…
dari belenggu angkara
mengikatkannya pada Tali-Mu
Bukan Cermin yang kusapu…
Hati ini yang kubersihkan…
dari debu yang menebal
dengan menghirup sejuknya kesucian-Mu
menatap sebuah cermin dalam kesunyian…
saat kejujuran tak dapat terpecahkan
dusta menguap dalam ruang hampa
=====================================================
Perjalanan #2
Aku berdiri di tepian sebuah bukit
memandang lautan tak bertepi…
meninggalkan perjalanan dimasa lalu
saat itu…
tanpa sepatah kata pun
hanya jeritan tangis yang terdengar
Terangnya cahaya palsu diperjalanan
menyilaukan mata hati ini
menjadikan relung kalbu semakin gelap
dan aku melupakan tangis dimasa itu
Aku kini hanya berdiri disini
melihat cahaya di ufuk bumi
hanya sekedar bersiap
mengarungi samudera kehidupan
berharap menemukan tepiannya
Dimana aku akan berhenti…
menambatkan hati pada yang Abadi
Melepaskan sauh surga sesaat…
aku ingin tak ada tangis mengiri kepergianku
=====================================================
Perjalanan #1
Kaki ini hanya melangkah
dalam badai yang tak mereda
saat jiwa yang basah oleh fatamorgana
semakin deras butiran salju di perjalanan
Hanya sesaat reda…
Teriknya Matahari menyengat
kembali membakar jiwa yang kering
kemaraunya…
menghanyutkan jiwa dalam derasnya kehidupan…
Aku hanya ingin berteduh
mencari ketenangan dalam diri
menemukan ketentraman yang hakiki
menghangatkan dinginnya hati ini
menghilangkan panasnya kemarau jiwa ini
sebuah pondok diatas bukit
menghadap lautan luas…
kiranya disana aku akan menambatkan jiwa ini…
=====================================================
Kupu-kupu Hitam Putih
Kupu-kupu Yang Lucu
Terbang kesana kemari…
Ditaman Kehidupan ini
dalam usia yang singkat
Kau banyak menebarkan kebaikan…
Kau Tebarkan semerbak bunga
Kau Hiasi taman Duniawi ini dengan warna yang rupawan
Dalam Perjalanan Singkatmu kau mampu menebar keindahan…
Kupu-kupu yang Cantik
Mengapa kadang kau bersembunyi dari sang mentari…
Hampa Taman ini tanpa hadirmu
Layu bunga mekar tanpa sentuhanmu
Kupu-kupu yang indah
sungguh mulia budimu…
disaat terang kadang kau bersembunyi dari cahaya
Dimalam gelap kau tetap bertasbih kepada-Nya
Memohon Cahaya di atas Cahaya
Menenerangi kehidupan abadi kelak bagimu
Kupu-kupu yang tabah…
semerbak wewangian di Taman, takkan aku nikmati tanpa peranmu
Tanpa kepakmu…aku hanyalah memandang taman yang sepi…
karena tak ada lagi kembang yang mekar…
Kupu-kupu yang Sabar…
Ketika hujan datang, mendung kau rasakan…
Ketika sorot matamu semakin layu…
Kurasakan terasa Hitam duniaku…
namun Putih kulihat raut wajahmu…
Tak Pernah sia-sia apa yang kau lakukan
dalam Perjalanan yang singkat
Kau beterbangan kesana kemari
Menambah semarak indahnya Taman kehidupan ini…
Kupu-kupu…
Kau adalah bentuk kepasrahan..
Kesabaran adalah sebuah perilaku bagimu…
Kemuliaan hati dalam berbagi adalah kodratmu…
Kau tetap jalani hidup dengan riang…
Karena kau telah bersiap untuk-Nya
Aku disini, memandangmu dari balik jendela
masih berfikir, mencari warna dalam hidupku
sementara Kau telah Melukis di atas kanvas Surgawi
menebarkan warna-warni di taman kehidupan ini…
untuk para Odapus...kalian adalah Inspirasi
dalam kesabaran dan kepasrahan...
Atma...
=====================================================
A Man Tears
Dalam Hujan
Seseorang berjalan
menyembunyikan air matanya…
Dalam Hujan
Suara tangisnya diredam Petir yang menggelegar
Hujan menghapus air matanya
Di ujung sebuah bukit yang mengahadap Samudera
Laki-laki itu berkata lirih
Aku hanya ingin kembali mencintaiMu…
=====================================================
The Prison of Freedom
Kata orang aku terpenjara
Kau Bilang juga aku terpenjara
katanya Dalam sunyi aku menyendiri
Kalian Bilang aku tak seperti kebanyakan orang…
Aku yang dianggapnya asing
hidup dalam ruang sempit penjara jiwa
Lari dari putaran zaman yang makin modern
bersembunyi dalam gelap, dari gemerlapnya dunia…
Tidakkah kau tahu…?
Aku yang kini menghampirimu
Membawa Penjara Jiwa ini
Penjara yang membebaskan aku
Dari Hegemoni cinta sesaat
dari Gelapnya Dunia yang terselubung cahaya palsu
Dari kelezatan hidangan surga dunia…
Kau tahu…
Besi karatan yang dulu aku jadikan emas
selalu kugenggam tak mau terlepas
Kini Penjara Jiwa itu membebaskanku
Kini emas layaknya besi berkarat
yang sewaktu terlepas aku tak menangisinya…
Aku yang kembali terjaga
dari senda gurau dunia yang hanya menyisakan sejuta penyesalan
Membawa penjara jiwa ini menghadapmu
Apalagi yang dapat aku pertahankan
ketika mahkota dikepalaku
direnggut oleh kematian
Ketika singgasana bersepuh emas putih itu
dijemput Malaikat maut
Sementara aku tetap terlena…
Aku disini, dengan jiwaku yang terpenjara
hanya ingin mendengarkan Nasihat kematian
Yang menyuruhku menghargai hidup ini
Menamparku dari lamunan kosong dan menyadarkanku
tentang aku yang fakir…yang hanya terbungkus pinjaman-Nya
Tentang banyak waktu yang terlewat dengan sia-sia
Tentang akhir dari sebuah perjalanan yang seringkali aku lupakan
Dengan jiwa yang terpenjara ini
Aku yang hanya berbekal cangkul hakiki
hanya ingin menggali ilmu untuk rumah ku nanti
Memupuk tanaman agar kelak manis buahnya akan kukecap
Merobek tabir cahaya palsu dunia
Agar tahu kegelapan yang tersembunyi dibaliknya…
Dengan jiwa yang terpenjara ini
aku datang padamu
Kembali menyongsong dunia
dan aku terbebaskan darinya…
=====================================================
Senandung Kerinduan
Dalam Heningnya malam ini…
Hanya sebuah Nama ingin kusebut…
Nama yang selalu aku ingin ada di hati ini…
selalu berhembus dalam nafasku
Sebuah Nama Suci yang Agung…Malam Yang gelap ini…
Biarlah tubuh ini tanpa selimut…
Agar aku tetap terjaga
dan larut dalam menyebut nama itu…Hanya ingin perlahan aku menyebut nama ini
dalam keheningan lebih berkesan hati ini mengucapkan nya…Malam ini begitu gelap…
Tapi setitik Cahaya itu tetap aku berharap
berharap sinarnya menerangi hampanya hati ini…
dan sebagai bekal di esok hari…
Agar silaunya dunia tetap dikalahkan oleh cahaya malam ini…
Dan berharap esok masih kulihat indahnya kemilau embun di pagi hari
Tidak ingin aku menduakan lagi…
Kerinduanku ini tak tertahankan…
Kerinduan yang membuatku harus bersabar…
Dari segala tipu daya hidup ini…
Dari mereka yang terlena dan mendustakan keagungan cinta ini…
Dari Nafsu diri ini yang selalu ingin membelenggu…Ah betapa sering aku melupakan nama itu…
Begitu pedihnya hati ini, mengingat aku telah berjalan tanpa Cahaya…
tertatih…Tak ingin lagi kebutaan itu menyertai aku nanti…
saat Langit terpecah…
saat tak ada lagi Cahaya dikegelapan ini…
Saat ampunan tak lagi dapat kuminta…Biarlah aku merelakan malam ini dalam kedinginan…
Agar kelak panasnya siksa itu tak aku temui
Karena aku takkan sanggup menanggungnya…Biarlah malam ini aku tetap sendiri dalam kesepian
Menemukan cinta dalam kerinduan ini
menunggu Cahaya itu datang…
Cahaya di atas Cahaya…
=====================================================
Perahu kecil Itu
Aku masih ingat tentang perahu kecil itu
Tentang laut biru yang aku tak mau pergi darinya
Tentang gelap saat Perjalanan tanpa Cahaya
terlena oleh indahnya alunan ombak di laut biru
Perahu kecil itu hanya terombang ambing
tanpa arah menjadi mainan gelombang yang kejam
tak tahu arah mau kemana
tak ada tepi yang mampu dijangkau
Hanya cahaya bintang kecil yang enggan berkelip
dijadikan kompas untuk sebuah asa…
Aku masih mengingatnya…
Saat perahu itu terpecah
dihempaskan oleh badai yang murka
berkeping terserak diantara hamparan karang…
Aku yang tenggelam dalam duka
Membawa luka yang dibalut asinnya air lautan
Tertatih mengumpulkan serakan perahu kecil itu
Dalam kebimbangan yang terombang-ambing samudera yang asing…
Ah…
Aku Tahu…
Murka sang badai adalah sebuah peringatan
agar aku tidak terlena oleh ayunan perahu kecil itu
Membuatnya terserak, agar aku terbangun
Bangkit dan membuat perahu yang lebih besar…
Agar saat Tsunami menghantam bahtera Perjalanan ini
Aku tetap berada dalam harmoni
Tak lagi berharap pada asa yang absurd
Agar Bintang yang enggan berkelip itu
Selalu terang menuntunku menuju tepian yang abadi
Bersama Cahaya Bulan yang menembus pekatnya samudera yang ganas…
=====================================================
KEMENANGAN
KEMENANGAN ADALAH KEBERSAHAJAAN
DALAM PERJUANGAN TAK KENAL ISTIRAH
KEMENANGAN ADALAH KEBERANIAN
MENERIMA SURATAN ILLAHI DAN MENGGENGGAMNYA
MEMBAWANYA MELANGKAH MELINTASI MATAHARI
KEMENANGAN ADALAH KEMENANGAN
MENAKLUKAN HASRAT DAN KEINGINAN
YANG DIBAKAR NAFSU ANGKARA TANPA BATAS
DARI DIRI SENDIRI DAN JIWA ORANG-ORANG YANG DENGKI
Senin, 03 Oktober 2016
KEGELISAHAN
Kesepian yang ku alami
Rasa bersalah yang telah menggunung
Membawa jiwa ini penuh dengan rasa kegelisahaan
Yang sulit untuk merubahnya menjadi sebuah ketenangan
Apakah jiwa ku ini penuh dengan kegelapan ?
Apakah kegelisahan ini akan hilang tanpa bekas ?
Semua ini adalah perjalanan hidup ku
Yang berbekas jejak-jejak hitam
Roda-roda kehidupan yang ku gulirkan
Telah menuju dua arah yang berbeda
Membuat jiwa ini harus memilih
Perjalanan hidup antara hitam dan putih
Ganasnya jiwa yang penuh kebencian
Akan padam dengan secercah cahaya
Dari cinta dan kasih sayang
Yang menebarkan indahnya jiwa yang tenang
Kegelisahan dalam hidup ku
Akan ku hempaskan jauh-jauh
Dan ku kan mencari ketenangan jiwa
Yang meneteskan sebuah kebahagiaan
Dengan sayap-sayapnya yang indah
Kesepian yang ku alami
Rasa bersalah yang telah menggunung
Membawa jiwa ini penuh dengan rasa kegelisahaan
Yang sulit untuk merubahnya menjadi sebuah ketenangan
Apakah jiwa ku ini penuh dengan kegelapan ?
Apakah kegelisahan ini akan hilang tanpa bekas ?
Semua ini adalah perjalanan hidup ku
Yang berbekas jejak-jejak hitam
Roda-roda kehidupan yang ku gulirkan
Telah menuju dua arah yang berbeda
Membuat jiwa ini harus memilih
Perjalanan hidup antara hitam dan putih
Ganasnya jiwa yang penuh kebencian
Akan padam dengan secercah cahaya
Dari cinta dan kasih sayang
Yang menebarkan indahnya jiwa yang tenang
Kegelisahan dalam hidup ku
Akan ku hempaskan jauh-jauh
Dan ku kan mencari ketenangan jiwa
Yang meneteskan sebuah kebahagiaan
Dengan sayap-sayapnya yang indah
Puisi Malam Sunyi Sekali
Malam Begitu Sunyi
Karya: Rayhandi
Di malam yang hitam ini
Aku sendiri meringkuk memegang lutut
Termenung aku di ambang lelah
Menanti pagi yang segera mengetuk
Malam ini begitu sunyi terasa
Aku hanya sendiri memandang bulan
Melihat bahwa di sana seseorang melihat bulan yang sama
Meski nyata jarak memisah
Malam ini begitu sunyi terasa
Disini hanya ada sebilah rindu
Menemaniku hingga terlelap
Mencari celah di ujung rasa
Malam ini begitu sunyi terasa
Bintang di langit menjadi kekasih sunyi
Dan bulan akan selalu menjadi doa yang menemani hati
Membantu kuat saat rapuh kian memakan
Doaku di Malam Sunyi
Karya: Rayhandi
Aku hanya seorang manusia
Yang tertatih di yang namanya kehidupan
Doa selalu kuucap untuk hari yang tidak pernah kutahu
Untuk setiap cobaan yang kian hari kian membesar
Terkadang aku menangis hingga meratab
Menyesali setiap rasa sakit
Meringis luka yang takkan kering
Memikirkan cobaan yang takkan usai
Malam ini
Saat bulan bertemu dengan sudut bintang
Saat bintang menggenggam rembulan
Saat ribuan kunang kunang membelah belantara rimba
Saat itu aku menangis hingga patah
Saat malam menemani hati yang rapuh
Saat sunyi memanjakan telinga yang gersang
Terbesit kerinduan yang memangku semesta
Aku mencoba bersabar
Selalu kuingat bahwa tuhan itu tidak tidur
Ia mendengar jeritanku bahkan yang kubungkam
Ia melihat lukaku bahkan yang kukubur
Ia maha tahu
Rindu di Sudut Malam
Karya: Rayhandi
Malam sunyi mencekam
Menyayat daging hingga mengerang
Menjerit hingga suara terbang putus
Inikah rindu
Rindu terkadang teramat menyakitkan
Meremukkan hati hingga debu
Meniupkan belati yang tertancap asmara
Sakit di ujung rasa
Tuhan tawanlah rasa rindu ini
Kurung ia di sudut jeruji
Ajari ia cara bersabar dan bertahan
Agar ia tidak memakanku perlahan
Merindukan seseorang teramat sakit
Ingin rasanya kusobek rasa itu hingga keping
Takkan kupelihara karena kan membunuhku
Hanya bersabar dan tabah yang bisa kulakukan
Malam Sunyi Tanpa Dirimu
Karya: Rayhandi
Aku kesepian tanpa dirimu
Sendiri aku termenung memunggung malam
Sendiri aku terduduk meratap dirimu
Yang mungkin takkan kembali
Di sudut kamar aku biru meramu
Menjamu setiap cercah cahaya yang datang
Mengingat dirimu yang takkan bisa kurengkuh
Memahami bahwa kita terpaut jauh
Ingin rasanya aku memelukku
Menggumam namamu di mimpi tidur
Menyentuhmu dengan jemariku
Merasa bahwa kau ada di sini
Biarlah malam ini aku mengenangmu
Untuk terakhir ini biarlah malam jadi saksi
Aku menyebutmu dalam doa
Di sunyi hitam namamu kulupa.
Langganan:
Postingan (Atom)